Diriwayatkan dari Rabi'ah bin Ka'b bahwa ia berkata, "Aku menginap bersama Nabi SAW dan membantu beliau untuk menyiapkan air wudhunya dan kebutuhan lainnya." Kemudian, Rasulullah bersabda, "Mintalah sesuatu kepadaku." Aku menjawab, "Aku mohon agar bisa menemanimu di surga." Beliau menjawab, "Bukan lainnya?" Aku berkata, "Hanya itu saja. Lalu, Nabi SAW bersabda, "Bantulah aku untuk dirimu dengan memperbanyak sujud." (HR Ahmad, Muslim, An Nasai, dan Abu Daud).
Hadis ini menganjurkan kita untuk memperbanyak sujud, ruku, dan mendirikan shalat wajib ditambah dengan tathawwu' (shalat sunat) bila kita ingin masuk surga.
Sujud merupakan ibadah istimewa dalam Islam, karena merupakan salah
satu rukun shalat dengan cara meletakkan tujuh anggota badan di atas
tanah (muka, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki). Posisi
demikian mencerminkan sikap merendah di hadapan keagungan Ilahi. Allah
menegaskan, "Sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)." (QS Al-'Alaq: 19).
Sujud akan menanamkan ketawadhuan dalam diri kepada sesama manusia dan
memancarkan sinar keimanan dan kelembutan melalui wajahnya. Inilah bekas
sujud yang diharapkan sebagai amalan penolong masuk surga.
Mi'dan bin Abi Tholhah berkata, "Aku bertemu Tsauban, budak Rasulullah SAW." Lalu, dia bertanya, "Beritahukan kepadaku amalan yang bila aku lakukan maka Allah akan memasukkanku dengannya ke dalam surga." Tsauban diam. Lalu, aku tanya lagi, tapi dia masih diam dan aku tanyakan yang ketiga maka ia menjawab, "Aku telah menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Kamu
harus memperbanyak sujud karena sesungguhnya tidaklah kamu sujud sekali
kecuali Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan dengannya
satu dosa." (HR Muslim, Turmudzi, dan an-Nasa'i).
Kita dianjurkan untuk memperpanjang sujud bila shalat munfaridah
(sendiri) karena Rasulullah menyindir orang-orang yang sujudnya cepat,
dengan ungkapan bahwa mereka mematuk seperti ayam jago mematuk butiran
makanan.
Sujud yang serius akan meninggalkan bekas di wajah orang Mukmin. "Kamu
lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud." (QS Al-Fath 29).
Bekas sujud inilah yang akan ditampakkan setiap Muslim via wajahnya. Di
antara bekas sujud yang terpancar di setiap muka Muslim adalah
ketundukan kepada keagungan Allah, ketawadhuan terhadap sesama insan,
kelembutan, senyuman, menundukkan pandangan mata, membasahi bibir dengan
zikrullah, sikap kasih sayang kepada anak yatim, fakir, dan miskin.
Sejalan dengan ini, dalam hadis Qudsi disebutkan bahwa Rasulullah berkata, "Aku
hanyalah menerima shalat dari orang yang tawadhu terhadap keagungan-Ku,
tidak sombong terhadap makhluk-Ku, tidak terus-menerus mendurhakai-Ku,
selalu menggunakan siangnya untuk zikir kepada-Ku, mengasihi anak yatim,
janda-janda, fakir, dan menyayangi orang yang tertimpa musibah. (HR Al-Bazzar).
Tanda hitam di dahi Muslim adalah salah satu ciri bahwa dia sering melakukan shalat. Namun, bekas
sujud yang dikehendaki Allah adalah sikap tawadhu, kelembutan,
kepedulian, dan kasih sayang yang dipancarkan wajah setiap Muslim. Wallahu a'lam.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar