Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah
yang melimpahkan berbagai nikmat kepada hamba-hamba-Nya. Pemilik karunia
yang besar dan rahmat yang luas. Semua makhluk, yang shaleh maupun yang
bejat makan dari rizki-Nya, bernafas dengan oksigen dari-Nya, tinggal
di atas bumi-Nya, dan bernaung di bawah langit-Nya. Maha sabar yang
tetap biarkan mereka dengan maksiatnya dan menjalani hidup dengan
pilihannya masing-masing, tetapi masih juga menurunkan rizki kepada
mereka.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada hamba tauladan, uswah hasanah dalam ber-Islam, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Kematian, tak seorangpun yang tahu kapan
datang menjemput. Pastinya, waktu kedatangannya sudah ditentukan oleh
yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, berbagai usaha yang dijalani untuk
menjauhinya tak akan mampu menghalangi kedatangannya. Secepat kita
berlari, pasti kematian bisa menyusul. Sepintar kita sembunyi, pasti
kematian bisa menemukan. Sekokoh benteng yang digunakan berlindung,
tetaplah kematian akan menembusnya. Karenanya orang yang cerdas tidak
akan merasa umurnya masih panjang dan kematiannya masih jauh, sehingga
dia habiskan kesempatan hidup untuk sesuatu yang sia-sia. Sesungguhnya
orang yang cerdas itu adalah yang senantiasa menyiapkan bekal untuk
perjalanan sesudah kematian.
Bagi orang yang umurnya banyak (tua)
hendaknya memperbanyak amal shalih. Hal ini karena satu hukum alam yang
sudah Allah tetapkan, orang tua lebih dekat kepada kematian daripada
anak muda, karena tua adalah puncak dari umur manusia. Orang muda masih
ada harapan tua, tapi orang tua tak akan lagi menjadi muda apalagi
remaja.
Namun demikian, bukan berarti anak-anak
muda boleh berleha-leha karena kematiannya masih lama. Sebab manusia,
tua atau muda, tak tahu kapan akan meninggal dunia. Terkadang ada orang
yang meninggal saat dia masih muda, terkadang diakhirkan sampai usia
tua. Karenanya anak mudapun kudu memperbanyak amal shalih sebagai bekal
menghadapi kematian.
Allah Ta'ala berfirman,
وَاللَّهُ
خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ
الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ قَدِيرٌ
"Allah menciptakan kamu, kemudian
mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur
yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun
yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa."
Pada hari Senin lalu (20 November 2011)
kami menyampaikana pelajaran kehidupan, seorang pemuda yang dishalatkan
di Masjid Agung Al-Barkah Bekasi karena meninggal secara tiba-tiba pukul
02.00 dini hari. Sementara pamannya yang usianya lebih tua, mewakili
keluarga memberikan sambutan, menerangkan tentang kematian keponakannya
tersebut.
Hari ini, kita juga mendapat pelajaran
yang tak kalah berharganya. Dede, pemuda berumur 20 tahun meninggal
mendadak saat bermain game online di warnet yang terletak di kawasan
Cipinang Kebembem, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur. (Sumber:
detiknews.com, (05/12/2011).
Dede masuk warnet sekitar pada Sabtu
(3/12) pukul 21.00 WIB. Pemuda ini masih terlihat sehat saat main di
warnet tersebut. Dede kemudian menghabiskan waktu berjam-jam di depan
komputer di warnet itu sampai tertidur. Namun saat hari sudah menjelang
siang, ia dibangunkan, tapi tidak juga bangun. Rupanya Dede telah
meninggal. Akhirnya kasus ini dilaporkan ke Polsek Pulogadung untuk
ditangani.
Menurut penuturan keluarga, Dede
meninggal dunia dikarenakan penyakit jantung dan paru-paru. Saking
yakinnya, keluarga menolak jenazah Dede diautopsi.
Kematian Datang Tanpa Diundang
Sesungguhnya kematian merupakan misteri
bagi manusia. Tak seorangpun yang tahu kapan datangnya. Namun satu
kepastian bahwa ajal (waktu kematian) seseorang sudah tercatat jauh hari
di Lauhul Mahfudz sebelum manusia diciptakan. Dan ketika seseorang
sudah tiba ajalnya, maka tidak bisa diajukan barang sesaat ataupun
diundurkan. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
"Tiap-tiap umat mempunyai batas
waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al A'raf: 34)
Setelah kematian maka kesempatan beramal
telah habis. Manusia akan mendapatkan balasan dari amal-amal
perbuatannya di alam kubur, berupa nikmat atau adzab kubur. Dan ketika
sudah terjadi kiamat, dia akan dibangkitkan dan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah atas segala amal perbuatan yang telah
dikerjakannya di dunia.
“Maka barang siapa yang
bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS.Al-A’raf:35)
Sedangkan orang yang kafir dan ingkar terhadap kebenaran Islam, “Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”(QS.Al-A’raf:36)
Kematian Mendadak Semakin Marak di Akhir Zaman
Kasus Meninggal mendadak seperti yang
terjadi pada Dede di atas juga pernah di alami dai kondang KH. Zainudin
MZ, Pak Sa'id, Adjie Massaid, dan lainnya. Dan di akhir zaman, jumlahnya
semakin banyak.
Yusuf al-Wabil dalam kitabnya Asyratus Sa'ah
menyebutkan bahwa banyaknya kematian yang datang tiba-tiba atau
mendadak merupakan salah satu dari tanda dekatnya kiamat. Hal ini
didasarkan pada beberapa kabar hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Salah satunya hadits marfu' dari Anas bin Malik radliyallah 'anhu,
إِنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ . . . أَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجْأَةِ
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah . . . akan banyak kematian mendadak." (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami' al-Shaghir no. 5899)
Fenomena kematian mendadak ini sudah
sering kita saksikan pada masa sekarang. Orang yang sebelumnya sehat
bugar, -beraktifitas seperti biasa, atau bahkan berolah raga sepak bola,
futsal, badminton dan semisalnya- tiba-tiba ia terjatuh lalu meninggal
dunia. Hal ini dibenarkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasarkan
sebuah penelitian, setiap tahunnya banyak orang meninggal karena stroke
dan serangan jantung. Bahkan disebutkan kalau penyakit jantung
menempati urutan pertama yang banyak menyebabkan kematian pada saat ini.
Dalam hadits di atas terdapat mukjizat
ilmiah yang kita benarkan melalui kajian kedokteran yang harus diakui.
Mukjizat ini membuktikan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
adalah utusan Allah yang tidak berbicara berdasar hawa nafsunya, tapi
yang beliau sampaikan adalah wahyu dari Allah yang diturunkan kepada
beliau.
Rasanya orang yang hidup pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tak pernah membayangkan akan datangnya zaman yang merebaknya kematian
mendadak, kecuali berdasarkan wahyu ilahi yang menyingkap fenomena ini.
Maksud Kematian Mendadak
Banyak sebab kematian, tapi kematian itu
tetap satu. Hal ini menunjukkan bahwa kematian memiliki sebab, seperti
sakit, kecelakaan, atau bunuh diri dan semisalnya. Sedangkan kematian
yang tanpa didahului sebab itulah maksud kematian yang mendadak yang
belum bisa diprediksi sebelumnya.
Seiring majunya ilmu kedokteran, manusia
bisa menyingkap tentang sebab kematian seperti kanker, penyakit endemik
atau penyakit menular. Penyakit-penyakit ini mengisyaratkan dekatnya
kematian, tetapi sebab yang utama adalah mandeknya jantung secara
tiba-tiba yang datang tanpa memberi peringatan.
Para ulama mendefinisikan kematian
mendadak sebagai kematian tak terduga yang terjadi dalam waktu yang
singkat dan salah satu kasusnya adalah seperti yang dialami orang yang
terkena serangan jantung.
Imam al-Bukhari dalam shahihnya membuat sebuah bab, بَاب مَوْتِ الْفَجْأَةِ الْبَغْتَةِ "Bab kematian yang datang tiba-tiba". Kemudian beliau menyebutkan hadits Sa'ad bin 'Ubadah radliyallah 'anhu ketika berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya
ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan aku yakin seandainya ia
berbicara sebelum itu, pastilah dia ingin bersedekah. Maka dari itu,
apakah dia akan mendapat pahala apabila jika aku bersedekah untuknya?" Beliaupun menjawab, "Ya". (Muttafaq 'alaih)
. . . kematian mendadak sebagai kematian tak terduga yang terjadi dalam waktu yang singkat dan salah satu kasusnya adalah seperti yang dialami orang yang terkena serangan jantung.
Menyikapi Kematian Mendadak
Bagi orang yang berakal sehat tentu akan
mengambil pelajaran dari fenomena yang ia saksikan. Terlebih fenomena
tersebut telah disampaikan oleh orang yang terpercaya, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Ia akan bersegera kembali kepada Allah dan
bertaubat kepada-Nya, sebelum kematian itu menjemputnya.
Dan setelah memahami adanya kematian
yang mendadak, dan semakin sering terjadi pada akhir zaman (termasuk
zaman kita ini), hendaknya kita mempersiapkan diri dengan bersegera
menyambut seruan Allah untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi semua larangan-Nya. Dan perintah Allah yang paling utama adalah
memurnikan tauhid kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu, baik dalam masalah ibadah dan pengabdian, juga dalam masalah
ketaatan dan ketundukan kepada syariat-Nya.
Sesungguhnya kematian akan tetap datang
ke manapun kita lari dan di manapun kita sembunyi. Tidak ada kekuatan di
alam raya yang bisa melawan ketetapan ilahi ini. Dan setelah kematian,
setiap orang akan mendapat balasan dari amal yang telah dikerjakannya di
dunia. Maka bertakwalah kepada Allah, Wahai hamba-hamba Allah!
Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal ketika kematian datang dan
minta diberi kesempatan untuk beramal. Sesungguhnya ajal tidak bisa
ditangguhkan dan tidak bisa ditunda barang sesaat.
Ketahuilah! sesungguhnya dunia ini terus
berjalan ke belakang meninggalkanmu, dan akhirat berjalan mendatangi.
Ingatlah saat kematian dan perpindahan ke alam Barzah. Dan (ingatlah)
yang akan tergambarkan di hadapanmu, berupa banyaknya keburukan dan
sedikitnya kebaikan. Maka, apa yang ingin engkau amalkan pada saat itu,
segeralah amalkan sejak hari ini. Dan apa yang ingin engkau tinggalkan
saat itu, maka tinggalkanlah sejak sekarang.
Maka seandainya setelah mati, kamu
dibiarkan. Sesungguhnya kematian itu merupakan kenyamanan bagi seluruh
yang hidup. Namun, jika kamu telah mati, kamu pasti dibangkitkan dan
akan ditanya tentang segala sesuatu, lalau diberi balasan dari setiap
perbuatan. Kalau seperti itu, maka kematian merupakan sesuatu yang
menakutkan dan menghawatirkan.
Imam al-Bukahri pernah berkata,
Peliharalah waktu ruku'mu ketika senggang . . . Sebab, boleh jadi kematian akan datang secara tiba-tibaBetapa banyaknya orang yang sehat dan segar bugar . . . Lantas meninggal dunia dengan tiba-tiba
Seorang yang mulia mengatakan, "Banyak
di antara kawanku yang telah melepaskan nyawanya saat memperturutkan
syahwatnya, menjadi tawanan kenikmatan, lalai mengingat maut dan hisab.
Setelah Allah memberi petunjuk kepadaku untuk mentaati-Nya, aku segera
menemui sahabatku untuk menasehatinya. Mengajaknya kepada ketaatan dan
memperingatkannya dari kemaksiatan. Tetapi, dia hanya beralasan dengan
keadaannya yang masih muda. Dia telah tertipu oleh panjang angan-angan.
Maka, demi Allah, kematian telah mendatanginya secara mendadak, sehingga
hari ini dia telah berada di dalam tanah, terkubur.
. . . Tetapi, dia hanya beralasan dengan keadaannya yang masih muda. Dia telah tertipu oleh panjang angan-angan. Maka, demi Allah, kematian telah mendatanginya secara mendadak, sehingga hari ini dia telah berada di dalam tanah, terkubur. . .
Dia telah terbelenggu dengan
keburukan-keburukan yang telah dilakukannya. Kenikmatan telah hilang
darinya. Penyanyi-penyanyi wanita telah meninggalkannya. Tinggallah
berbagai tanggungjawab pada lehernya. Dia telah menghadap kepada
Al-Jabbar (Allah Yang Maha Perkasa) dengan amalan-amalan orang yang
fasik dan durhaka. Semoga Allah melindungiku dan Anda dari catatan
amal, seperti catatan amalnya, dan dari akhir kehidupan, seperti akhir
kehidupannya. Maka bertakwalah kepada Allah, Ya 'Ibadallah! Janganlah
engkau menjadi seperti dia, sedangkan engkau tahu bahwa dunia ini telah
berjalan ke belakang, dan akhirat berjalan mendatangi. Ingatlah saat
kematian dan perpindahan. Dan (ingatlah) yang akan tergambarkan di
hadapanmu, berupa banyaknya keburukan dan sedikitnya kebaikan. Maka, apa
yang ingin engkau amalkan pada saat itu, segeralah amalkan sejak hari
ini. Dan apa yang ingin engkau tinggalkan saat itu, maka tinggalkanlah
sejak sekarang.
Maka seandainya kita telah mati, kita dibiarkan. Sesungguhnya kematian itu merupakan kenyamanan bagi seluruh yang hidup. Tetapi jika kita telah mati, kita pasti dibangkitkan. Dan setelah itu, kita akan ditanya tentang segala sesuatu." (Kitab Ahwalul Qiyamah, hal. 4-5. Secara ringkas dinukil dari Mukhtasar Ahkamul Janaiz, karya Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi). . . Semoga Allah melindungiku dan Anda dari catatan amal, seperti catatan amalnya, dan dari akhir kehidupan, seperti akhir kehidupannya. Maka bertakwalah kepada Allah, Ya 'Ibaadallah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar